Monday, 17 March 2014

Pengertian, dasar dan tujuan ilmu tasawuf ü Sejarah perkembangan dan pertumbuhan ilmu tasawuf indonesia dan dunia



 BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
komunitas-komunitas Islam yang sejak awal telah mengenal tasawuf sebagai bangunanspiritualitas Islam yang dapat menuntun para penuntut ilmu suluk menujupemahaman yang mendalam tentang tauhid. Sedangkan ahlinya yang dikenalsebagai sufi atau lebih dikenal lagi sebagai seorang wali, guru kerohanian, pemimpinorganisasi tariqat, pendakwah dan darwish atau faqir yang suka mengembara sambilberniaga untuk menyebarkan agama Islam ke berbagai pelosok negeri.Para sufi menemui para bangsawan, saudagar, kaum terpelajar, pengrajin,orang-orang di pinggiran kota dan pedesaan untuk menyerukan kebenaran di jalanIslam. Dengan memanfaatkan jaringan-jaringan pendidikan, intelektual, dan keagamaan yang tersebar di seanterodunia Islam seperti Istanbul, Damaskus, Baghdad, Mekkah, Yaman, Samarkand,Bukhara, Nisyapur, Herat, Delhi, Gujarat, Bengala, Samudra Pasai, Malaka, dan lainsebagainya mereka tidak memperoleh kesukaran dalam menyebarkan agama Islam.Seperti halnya perkembangan Islam di Indonesia yang dimulai di kota, begitu juga dengan tasawuf yang perkembangannya dimulai di kota  

B.     Batasan Masalah

Pembahasan yang mengarah kepada; Pengerrtian, dasar, tujuan, dan sejarah perkembangan dan pertumbuhan ilmu tasawuf, di indonesia dan dunia.

C.     Rumusan Masalah

ü  Pengertian, dasar dan tujuan ilmu tasawuf
ü  Sejarah perkembangan dan pertumbuhan ilmu tasawuf indonesia dan dunia


BAB II
PEMBAHASAN
A.                 Pengertian Ilmu Tasauf
Ilmu tasauf ialah ilmu yang menyuluh perjalanan seseorang mukmin di dalam membersihkan hati dengan sifat-sifat mahmudah atau sifat-sifat yang mulia dan menghindari atau menjauhkan diri daripada sifat-sifat mazmumah iaitu yang keji dan tercela .
B.                 Dasar dan Tujuan Ilmu Tasauf

1.     Dasar Ilmu Tasawuf

Tasawuf Islam dari Kiyai Mas Gun berkata: Sebagaimana ilmu-ilmu Islam lainnya, ilmu tasawuf terlahir bukan tanpa dasar (dalil), ilmu tasawuf terlahir di jagat Allah ini setelah memiliki dalil yang sangat kuat dan penuh pertimbangan yang sangat matang dari para pendiri, pencetus dan pengamal assabikuna awwalin para sufi profesional yang tidak kenal lelah berikhtiar mensucikan batinnya dari segala noda dosa yang tidak diridhoi Allah Sang Penguasa Jagat. Adapun dasar keberadaan ilmu tasawuf adalah:
1. Al-Qur'an
2. Al-Hadits
3. Ijma' 'Ulama
4. Ijtihad 'Ulama
5. Qias
6. Ilhamullah
7. Hidayatullah

7 dasar di atas yang menjadi dasar (dalil) keberadaan ilmu tasawuf di jagat Allah ini, terlepas dari kritikan negatif dari orang-orang yang ilmunya belum sampai kepada ilmu tasawuf atau dari orang-orang yang di hatinya ada iri dengki kepada para sufiyallah atau dari orang-orang yang di hati dan fikirannya sama sekali tidak mengakui keberadaan keesaan Allah berikut kekuasaanNya, wajar dan harap dimafhumi sajalah, iyakan?

Pada tulisan selanjutnya akan kita kaji satu persatu dasar-dasar ilmu tasawuf seperti pada poin 1-7 secara mendalam sesuai hidayah yang Allah anugerahkan pada saya, insya Allah tsumma insya Allah.
2.        Tujuan Ilmu Tasauf
Ilmu tasawwuf bertujuan mendidik nafsu dan akal supaya sentiasa berada di dalam landasan dan peraturan hukum syariat Islam yang sebenar sehingga mencapai taraf nafsu mutmainnah .

C.                  Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Tasawuf
1. Tasawuf di masa Nabi Muhammad S.A.W.
Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam baik sebagai penyampai risalah dan juga teladan sempurna bagi kehidupan manusia. Oleh karenanya pastilah beliau juga merupakan tokoh spiritual yang paling sempurna. Hal ini bisa kita lihat dalam silsilah kepemimpinan thariqah dimana semuanya bermuara pada Nabi Muhammad S.A.W.
2. Tasawuf di abad 1 Hijriah
Di abad 1 Hijriah istilah tasawuf belum muncul sebagai satu diskursus, oleh karena itu belum muncul pula apa yang disebut dengan istilah Sufi, walaupun kita tahu bahwa para sahabat Nabi yang setia mengikuti ajaran-ajaran beliau pasti juga mengmalkan apa yang beliau lakukan termasuk juga dalam kehidupan spiritualnya. Salah satu buktinya masuknya Ali bin Abi Thalib sebagai salah satu kepemimpinan dalam thariqah setelah Nabi Muhammad S.A.W. Begitu juga para sahabat  yang lain seperti Salman al-Farisi.
3. Para Sufi di abad 2 Hijriah
·         Dalam buku al-Luma’ ( Abu Nashr Sarraj ath-Thusi) disebutkan bahwa baru pada abad 2 H. Inilah istilah Sufi muncul. Dan para Sufi yang hidup di abad 2 H antara lain :
·         Hasan al-Bashri ( 26 H – 110 H), beliau menulis sebuah kitab yang berjudul “Ri’ayat Huquq Alah” (Menjaga Hak-Hak Allah)
·         Malik bin Dinar yang terkenal dengan kezuhudanan nya( w. 135 H )
·         Ibrahim bin Adham ( w.161 H ), kisah hidupnya mirip dengan kisah hidup sang Budha Gautama, dan para Sufi sangat menekankan tokoh penting ini.
·         Rabi’ah Al-Adawiyah, tokoh sufi wanita yang sangat terkenal.
·         Ma’ruf al-Kharkhi, salah satu murid Imam Ali Al-Ridha. Beliau termasuk salah satu silsilah dalam tarekat.
·         Fudhayl ibn ‘ Iyadh, salah seorang murid dari Imam Ja’far Ash-Shadiq. Konon, awalnya beliau adalah seorang perampok. Suaru malam ketika ia mau merampok, ia mendengar korban sedang membaca Al-Qur’an, akhirnya ia bertaubat.
4. Para Sufi di abad 3 H
·         Abu Yazid Al-Bistami (Bayazid) (w. 261 H). Sebagai sufi pertama yang memperkenalkan secara terang-terangan tentang fana’ dan baqa’ dan terkenal dengan syathahat (ungkapan ekstatiknya) yaitu “ Aku keluar dari ke-Bayazid-an laksana seekor ular keluar dari kulitnya”. Dalam penjelasan yang lain beliau terkenal dengan syathahatnya “Subhani”.
·         Bisyr Al-Hafi (w.226 H/227 H), salah seorang murid dari Imam Musa bin Ja’far. Beliau adalah seorang Sufi yang tadinya hidup kotor kemudian bertaubat.
·         Sari Al-Saqati ( w.245 H / 250 H). Beliau murid M
·          
·          
·          
·          
·         a’ruf Al-Kharkhi. Yang menarik dari kehidupan beliau adalah beliau beristighfar selama 30 tahun gara-gara mengucapkan alhadulillah karena dalam kebakaran hebat di kota Baghdad tokonya tidak terbakar.
·         Harist Al-Muhasibi ( w. 223 H) . Disebut Al-Muhasibi karena ketekunannya melakukan instropeksi diri (muhasabah).
·         Junayd Al-Baghdadi ( w.297). Beliau murid dari Sari Al-Saqati dan juga Harits Al-Muhasibi. Beliaulah sufi dizamannya yang tidak mau berpakaian ala sufi, dan bahkan berpakaian ala fuqaha, karena beliau beranggapan bahwa nilai tasawuf bukanlah pada jubah tapi pada cahaya hati.
·         Dzun Nun Al-Misri( w.246 H) Beliaulah yang pertama kali memakai bahasa simbolik untuk menjelaskan berbagai persoalan mistik, misalnya dengan syair , yang hanya difahami oleh beberapa orang saja.
·         Sahl Al-Tustari ( w.282 H) Prinsip tasawufnya adalah memerangi hawa nafsu.
·         Husayn ibn Mansur Al-Hallaj ( w.309) Beliau sangat terkenal dengan syathahatnya “Ana Al-Haq”, dan karena ucapan-ucapan ekstatiknyalah beliau dieksekusi. Seorang penyair yang bernama Hafizhmenulis dalam syairnya : Itu teman kita yang digantung di atas salib. Kesalahannya, ia suka membocorkan berbagai rahasia.
5. Para Sufi di abad 4 H
·         Abu Bakar Al-Syibli (w.334 H) Beliau murid Junayd Al-Baghdadi, dan banyak menulis syair- syair sebagai bahasa simbolik dalam persoalan mistik.
·         Abu Nashr Sarraj Al-Thusi  Pengarang kitab terkenal Al-Luma’ yang merupakan buku pokok tasawuf klasik yang andal.
·         Abu Thalib Al-Makki (w. 386 H) Beliau penulis buku Qut Al-Qulub ( Santapan Kalbu)
6. Para Sufi abad ke 5 H
·         Abu Al-Hasan ‘Ali ibn ‘Utsman Al-Hujwiri (w. 470 H), pengarang buku Kasyf Al-Mahjub.
·         ‘Abdullah Al-Anshari  (w.481), penulis buku terkenal Manazil As-Sairin, sebuah buku tentang perjalanan ruhani, merupakan salah satu buku tasawuf yang paling baik dan banyak pensyarahnya.
·         Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali (w.505H), Penulis buku terkenal “Ihya ‘Ulum Al-Din” ( Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama), yang merupakan hasil tulisannya selama beliau mengasingkan diri untuk penyucian diri.
7. Para Sufi abad 6 H
·         Ayn Al-Qudhat Al-Hamadani ( w. 525 H/530 H) Beliau sama dengan Al-Hallaj yang banyak menyampaikan ungkapan syathahatnya, dan karena itu beliau dihukum mati.
·         Abdul Qadir Al-Jilani ( w. 560/561 H). Sebuah tarekat besar dinisbahkan kepada beliau yaitu Tarekat Qadiriyah.
·         Ruz Bihan Baqli Al-Syirazi (w. 606 H), karena sering mengungkapkan ucapan ekstatiknya beliau dijuki “ Syaikh Syaththah”
8. Para Sufi abad ke 7 H
·         Fariddudin Al-’Aththar (w.626 H/628H). Penuis buku terkenal Tadzkirah Al-Awliya’, yang berisi riwayat hidup dan karakter para sufi- yang dimulai dari Imam Ja’far Shadiq dan diakhiri dengan Imam Muhammad Baqir. Juga kitab Mantiq Ath-Thayr, pengembaraan 7 kota cinta, yang mana Rumi mengatakan Aththar sudah sampai ke 7 kota cinta, sementara kami baru sampai di sebuah sudut gang.
·         Syihabuddin Suhrawardi (w.630H), penulis buku ‘Awarif Al-Ma’arif’.
·         Ibn Faridh Al Mishri (w.632 H), penulis sajak sufistik yang terkenal, Diwan. Sajak-sajaknya ditulis dalam keadaan ekstase , karena beliau sering dikuasai ekstase ketimbang normal.
·         Muhyiddin Ibn Arabi ( w.638), penulis kitab terkenal Futuhat Makkiyah dan Fusus Al-Hikam. Peletak dasar teori –teori tasawuf dengan corak filosofisnya.
·         Shadruddin Muhammad Al-Qunawi (w. 672 /673 H), beliau adalah murid dan pensyarah karya2 Ibn Arabi.
·         Mawlana Jalaluddin Rumi ( w.672 H), penulis buku terkenal Matsnawi dan Diwan-e Syams Tabriz , merupakan karya persembahan untuk sang guru Syams Al-Tabriz.
9. Sufi abad 8 H
·         Sayyid Haydar Amuli , penulis buku terkenal Jami’ Al-Asrar dan Inner Secre.t of the Path
·         Abdul Karim Al-Jilli (w.805 H ) penulis buku terkenal Al Insan al-Kamil.
10. Sufi abad 9 H
·         Nurudi Abdurahman Jami’ ( w. 898 H ), seorang penyair terkemuka, salah satu buku beliau adalah cerita cinta sufistik Yusuf dan Zulaikha .



D.                 Sejarah Perkembangan Dan Pertumbuhan Ilmu  Tasawuf di Indonesia

Perkembangn Tasawuf sebelum masa kemerdekaan
Dalam konteks sejarah Islam di Indonesia, tasawuf bukanlah fenomena barudan asing. Sejak awal perkembangan Islam pada abad ke-13
15 M, komunitas-komunitas Islam yang sejak awal telah mengenal tasawuf sebagai bangunanspiritualitas Islam yang dapat menuntun para penuntut ilmu suluk menujupemahaman yang mendalam tentang tauhid. Sedangkan ahlinya yang dikenalsebagai sufi atau lebih dikenal lagi sebagai seorang wali, guru kerohanian, pemimpinorganisasi tariqat, pendakwah dan darwish atau faqir yang suka mengembara sambilberniaga untuk menyebarkan agama Islam ke berbagai pelosok negeri.Para sufi menemui para bangsawan, saudagar, kaum terpelajar, pengrajin,orang-orang di pinggiran kota dan pedesaan untuk menyerukan kebenaran di jalanIslam. Tidak sedikit pula di antara mereka dikenal sebagai ahli falsafah,cendikiawan, sastrawan, dan pemimpin gerakan sosial keagamaan yang populis.Ahli-ahli sejarah Islam dulu maupun sekarang juga telah menemukan bukti bahwatidak sedikit organisasi-organisasi perdagangan Islam (ta`ifa) pada abad-abadtersebut memiliki afiliasi dengan tariqat-tariqat sufi tertentu. Dengan memanfaatkan jaringan-jaringan pendidikan, intelektual, dan keagamaan yang tersebar di seanterodunia Islam seperti Istanbul, Damaskus, Baghdad, Mekkah, Yaman, Samarkand,Bukhara, Nisyapur, Herat, Delhi, Gujarat, Bengala, Samudra Pasai, Malaka, dan lainsebagainya mereka tidak memperoleh kesukaran dalam menyebarkan agama Islam.Seperti halnya perkembangan Islam di Indonesia yang dimulai di kota, begitu juga dengan tasawuf yang perkembangannya dimulai di kota. Setelah itu barumenyebar ke kawasan pinggiran kota, lalu kemudian ke wilayah pedalaman danpedesaan. Sufi-sufi awal seperti Hasan Basri dan Rabiah al-Adawiyah memulaikegiatannya di Basra, kota yang terletak di sebelah selatan Iraq yang pada abad ke-8-10 M merupakan pusat kebudayaan. Makruf al-Karqi, Junaid al-Baghdadi, danMansur al-Hallaj mengajarkan tasawuf di Baghdad yang merupakan pusatkekhalifatan Abbasiyah dan kota metropolitan pada abad ke-8
15 M merupakan pusat keagamaan,intelektual dan perdagangan terkemuka di Iran.Rumi hidup dan mendirikan Tariqat Maulawiyah di Konya, kota penting diAnatolia pada abad ke-11 - 17 M. Begitu juga halnya dengan di nusantara. HamzahFansuri lahir dan besar di Barus, kota dagang di pantai barat Sumatra yangmerupakan pelabuhan regional pada abad ke-13-17 M.
Sunan Bonang, seorang dariwali sangat terkemuka, mengajarkan ilmu suluk di Tuban yang pada abad ke-14 - 17 M merupakan kota dagang besar di Jawa Timur. Syamsudin Pasai adalahpenganjur tasawuf wujudiah dan pendiri madzab Martabat Tujuh yang terkenal. Diaseorang sufi dan juga perdana menteri pada masa pemerintahan Sultan IskandarMuda (1607-1636 M) di kesultanan Aceh Darussalam.Dari contoh diatas kita dapat melihat bahwa perkembangan tasawuf diIndonesia, selalu diawali dengan perkembangannya di kota besar. Dari kota besar,baru berkembang ke daerah pinggiran / pedesaan.
Pesatnya perkembangan tasawuf di Indonesia pada masa lalu, banyakdipaparkan oleh sumber-sumber sejarah lokal seperti Hikayat Aceh, Sejarah Melayu,Hikayat Maulana Hasanuddin, Babad Tanah Jawa, Suluk Wujil, Hikayat SultanMaulana, Hikayat Banjar, dan lain-lain. Beritanya juga ditemui dalam catatanpengembara dan sejarawan asing dari Turki, Cina, Arab, Persia, India dan Portugis.Misalnya dalam laporan Zainuddin al-Ma`bari, sejarawan Muslim dari Iran pada abadke-15 yang tinggal di Malabar, India. Dalam bukunya Minhaj al-Mujahidin, Zainuddinal-Ma`bari mencatat bahwa para sufi giat berdakwah di India dan Indonesiamenggunakan sarana budaya lokal dan juga melalui pembacaan Qasidah Burdah.Dalam Suma Oriental, petualang Portugis abad ke-16 M Tome Pires malahmencatat bahwa para sufi itu tidak hanya aktif mendirikan madrasah dan mengajartasawuf kepada penduduk, tetapi juga giat mengajarkan keterampilan termasuk senikriya atau kerajinan tangan seperti membatik, mengukir, membuat kapal dan perabotrumah tangga.
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

ü  Ilmu tasauf ialah ilmu yang menyuluh perjalanan seseorang mukmin di dalam membersihkan hati dengan sifat-sifat mahmudah atau sifat-sifat yang mulia
dan menghindari atau menjauhkan diri daripada sifat-sifat mazmumah iaitu yang
keji dan tercela .
ü  dasar keberadaan ilmu tasawuf adalah:
1. Al-Qur'an 2. Al-Hadits 3. Ijma' 'Ulama 4. Ijtihad 'Ulama 5. Qias  6. Ilhamullah        7. Hidayatullah
ü  Ilmu tasawwuf bertujuan mendidik nafsu dan akal supaya sentiasa berada di dalam landasan dan peraturan hukum syariat Islam yang sebenar sehingga mencapai taraf nafsu mutmainnah

B.     Kritik dan saran
Penulis menyadari, makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, maka samudra maaf  dari pembaca, serta kritik dan saran yang bersifat membangun dan demi menuju kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan. Terimakasih.

1 comment:

  1. Mega Casino Japan | Claim 50 Free Spins 바카라사이트 바카라사이트 10bet 10bet 616Soccer Olbg | Real Money Soccer Olbg Casino

    ReplyDelete